Rainbow Pinwheel Pointer

Sabtu, 30 April 2016

Tugas Kewirausahaan Minggu 3

Fungky Saraswati
44214404 / 2DA02



1.      Masalah apa yang berkaitan dengan kesulitan yang biasanya dihadapi wirausahawan dalam mendapatkan modal?
Jawab :
      1)      Kinerja atau Konsep Perusahaan yang Meragukan
          Alasan utama menolak pembiayaan perusahaan yang sudah ada atau baru mulai adalah konsep atau  kinerja perusahaan yang meragukan atau buruk. Dua unsur yang mendasari ketidak-minatan dari pemodal adalah risiko bisnis yang terlalu tinggi dan terlalu rendahnya tingkat keuntungan dan tingkat pengembalian dari modal yang ditanam.

      2)      Kegagalan Perusahaan untuk Menindak-lanjuti
        Kegagalan untuk menindak-lanjuti adalah alasan bagi kegagalan perusahaan mendapatkan modal. Umumnya perusahaan melakukan kontrak awal tanpa mempersiapkan memorandum penempatan pribadi. Wirausahawan hendaknya tidak mendekati investor dengan cara yang mendadak. Pendekatan tersebut akan menimbulkan kesan negatif ke arah manajemen perusahaan, yang memperlihatkan kurangnya kemampuan untuk menggunakan modal atau ekspansi modal secara efisien.
          Pencarian dana hendaknya dimulai sejak awal. Biasanya diperlukan 2 sampai 3 bulan untuk mencari sumber, membantu investor di dalam menganalisa, dan menyusun persetujuan. Banyak perusahaan yang mengabaikan waktu untuk melakukan perundingan yang berhasil.

      3)      Kurangnya Pengalaman dan Ketajaman Bisnis
          Terdapat ungkapan di antara pemodal bahwa investasi dilakukan pada manusia, bukannya perusahaan atau konsep. Sementara wirausahawan dalam persamaan “wirausahawan-gagasan-uang” adalah penting karena kesulitan dalam pengukuran kinerja manajemen terpisah dari kinerja laba. Manajemen yang lemah adalah faktor utama dalam perhitungan laba yang rendah dan risiko yang tinggi, akan tetapi kinerja laba bisa ditelaah, sementara kualitas manajemen hanya bisa diperkirakan.
          Seorang investor hanya akan berhubungan dengan keberhasilan individu tim manajemen sebelum usaha yang diusulkan, pengalaman bisnis, dan kedalaman manajemen dalam bidang-bidang penting.
       Kurangnya kepercayaan investor mungkin timbul dari sikap bahwa bakat manajemen adalah promosional, bukan operasional; bahwa manajemen tidak mempunyai keahlian dalam faktor-faktor penting bagi keberhasilan usahanya; bahwa keterampilan finansial kurang gigih; tidak mampu bergulat dengan tekanan; bahwa manajemen tidak jujur; bahwa manajemen tidak kreatif dan imajinatif; atau bahwa manajemen tidak realistis.
          Keinginan untuk bekerja dengan kelompok pemodal dengan cara yang bisa diterapkan bisa membantu membuat laporan yang dibutuhkan. Kelompok investor juga perlu mengetahui masalah yang dihadapi dan diatasi oleh manajemen dan untuk melihat bakat-bakat manajemen dengan terbuka.

      4)      Preferensi dari Pemodal
      Kesulitan yang diuraikan di atas berasal dari proyek aau manajemen. Tidak semua kegagalan kesepakatan disebabkan kelemahan pada usulan bisnis. Banyak masalah yang berkaitan dengan pemodal yang menyebabkan kegagalan tercapainya kesepakatan. Masalah-masalah tersebut antara lain:
a.  Kesepakatan yang disetujui terlalu kecil. Investasi besar dan investasi kecil membutuhkan penelitian usulan yang sama besarnya. Terbatas hasil yang mungkin dari investasi kecil menyebabkan investasi tersebut dianggap terlalu kecil untuk dipertimbangkan lebih lanjut.
b.  Penggunaan dana investasi yang dipertanyakan oleh investor, misalkan sejumlah besar dana investasi digunakan untuk pengiklanan produk yang belum teruji.
c.   Kelompok pemodal tidak menyukai bidang investasi, perusahaan mungkin beroperasi pada industri yang berfluktuasi, perusahaan bergantung pada tawaran kompetitif.
d.   Terlalu banyak masalah yang perlu dipecahkan secara langsung sebelum investasi yang tidak sebanding dengan usaha yang dilakukan disepakati.

      5)      Kurangnya Hubungan dengan Sumber-sumber Modal
            Banyak pemodal menempati kantor yang tidak mempunyai papan nama, nomor telepon, dan tertutup terhadap publisitas. Keadaan semacam ini akan mempersulit wirausahawan menemukan pemodal bagi usaha barunya. Biasanya wirausahawan akan mendekati bankir, notaris, akuntan untuk membantu mendapatkan orang yang mau memberikan modal kepada usaha barunya.

2.      Sebutkan tiga tahap pendanaan pengembangan bisnis?
Jawab :
1)   Pendanaan tahap awal
    a.   Pendanaan modal benih (seed capital) dalam jumlah yang relatif kecil untuk membuktikan konsep dan studi kelayakan finansial.
     b.   Pendanaan pemula (start-up) pengembangan produk dan pemasaran awal, tetapi tanpa penjualan komersial: pendanaan hanya untuk mengoperasikan perusahaan.
2)   Pendanaan ekspansi atau perkembangan
     a.   Tahap kedua modal kerja bagi tahap pertumbuhan awal, tetapi tanpa kemampuan mendatangkan laba yang jelas ataupun arus kas.
     b.  Tahap ketiga ekspansi besar perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang cepat, pada titik pulang pokok atau tingkat keuntungan positif tetapi tetap perusahaan swasta.
    c. Tahap keempat pembiayaan penjembatanan untuk mempersiapkan penawaran saham oleh perusahaan kepada masyarakat (kepemilikan oleh masyarakat).
3)   Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts
     a.   Akuisisi tradisional memperoleh kepemilikan dan pengendalian atas perusahaan lain.
     b.   Leveraged buyouts. Manajemen perusahaan mendapatkan kontrol atas perusahaan lain dengan membeli dari pemilik yang sekarang.
   c.  Privatisasi. Beberapa pemilik/manajer perusahaan membeli saham beredar (outstanding stock), menswastakan perusahaan kembali.

3.  Sebutkan enam langkah yang harus dilakukan perusahaan baru dalam memproyeksikan kebutuhan finansialnya?
      Jawab :
      1)   Membuat proyeksi laporan rugi laba.
      2)   Membuat neraca arus kas dan item-item neraca.
      3)   Memuat proyeksi aliran atau arus kas.
      4)   Membuat proyeksi neraca.
      5)   Membuat ringkasan kebutuhan dan penggunaan kas.
      6)   Menentukan bagian dari kas total yang dibutuhkan untuk dibiayai dengan modal ventura.

4.   Unsur dasar apa saja yang penting dalam melakukan analisa pulang pokok?
      Jawab :
    1)      Biaya tetap adalah pengeluaran yang diadakan oleh organisasi tanpa melihat jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya tetap adalah pajak tanah, pemeliharaan bangunan, pengeluaran untuk bunga pada uang yang dipinjam untuk membiayai pembelian peralatan.
    2)      Biaya variabel adalah pengeluaran yang berfluktuasi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Contoh dari biaya variabel adalah biaya pembungkusan produk, biaya bahan yang dibutuhkan untuk membuat produk, biaya yang berkaitan dengan pembungkusan produk untuk dikapalkan.
     3)      Biaya total adalah jumlah total biaya tetap dan biaya variabel yang berkaitan dengan produksi.
    4)      Pendapatan total adalah semua nilai rupiah penjualan yang terakumulasi dari penjualan produk. Sesungguhnya pendapatan total meningkat ketika lebih banyak produk yang terjual.
    5)      Keuntungan didefinisikan sebagai jumlah pendapatan total yang melebihi biaya total dari produksi barang yang dijual.
     6)      Kerugian adalah jumlah biaya total produksi barang yang melebihi pendapatan total yang diperoleh dari penjualan barang tersebut.
     7)      Titik pulang pokok didefinisikan sebagai situasi di mana pendapatan total organisasi sama dengan biaya totalnya; organisasi hanya memperoleh pendapatan yang hanya cukup untuk menutupi biaya-biayanya. Perusahaan tidak mendapatkan keuntungan maupun tidak mengalami kerugian.

5.   Sebutkan delapan faktor yang harus dipertimbangkan dalam penilaian perusahaan?
      Jawab :
      1)   Sifat dan sejarah dari bisnis.
2)   Kondisi perekonomian pada umumnya maupun kondisi dari industri.
3)   Nilai buku (nilai bersih) dari saham dan kondisi finansial keseluruhan dari perusahaan.
4)   Kemampuan untuk menghasilkan pendaptan di masa depan dari perusahaan.
5)   Kemampuan membayar dividen dari perusahaan.
6)   Penilaian dari hubungan baik dan harta tak kentara dari usaha tersebut.
7)   Penilaian penjualan saham.
8)   Harga pasar dari perusahaan yang terlibat dalam jenis usaha yang sama atau identik.

Selasa, 26 April 2016

PENGAKUAN PENDAPATAN



I.       Sekuritas Utang

Perusahaan melakukan investasi dalam sekuritas utang dan ekuitas dari perusahaan lain adalah untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk bunga atau deviden. Dalam kasus sekuritas utang, penghitungan bunga menjadi lebih komplikasi mengingat adanya perbedaan yang sering terjadi antara harga beli dengan nilai jatuh tempo (nilai nominal) sekuritas. Proses amortisasi premium atau diskontro yang timbul akan mempengaruhi besarnya pendapatan bunga yang diakui untuk setiap periodenya. Untuk sekuritas ekuitas, pengakuan pendapatan (deviden) tergatung pada besarnya kepemilikan investor dalam perusahaan.
Pendapatan dan keuntungan umumnya diakui ketika :
a)        Telah direalisasi atau dapat  direalisasi
b)        Telah dihasilkan / telah terjadi.

Pendapatan dikatakan telah direalisasikan (realized) jika barang atau jasa dipertukarkan dengan kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi (realizable) apabila aktiva yang diterima dapat segera dikonversi menjadi kas.  Pendapatan di anggap telah dihasilkan atau telah terjadi (earned) apabila perusahaan telah melakukan apa yang seharunya dilakukan untuk mendapatkan has atas pendapatan tersebut.

a)     Sekuritas Utang diklasifikasikan sebagai trading (diperdagangkan)

Karena investasi dalam sekuritas utang yang dikalasiikasi sebagai trading dan available for sale tidak diamortisasi maka ketika pembayaran bunga diterima, ayat jurnal yang dibuat adalah :

                        Kas                                                     Rp 5.000.000
                                    Pendapatan Bunga                                           Rp. 5.000.000

b)     Sekuritas Utang diklasifikasi sebagai Held to Maturity ( Dimiliki hingga jatuh tempo)

Kas                                                                 Rp 5.000.000
Investasi dalam sekuritas yang
dimiliki hingga jatuh tempo                       Rp    308.820
            Pendapatan Bunga                                                               Rp 5.308.820

II.   Sekuritas Ekuitas

Metode pencatatan modal saham, yaitu :
1.      Metode Harga Perolehan
Investasi saham dalamperusahaan lain yang jumlahnya kurang dari 20% dan tidak dapat mempengaruhi perusahaan yang sahamnya dimiliki dicatat dengan mrtode harga perolehan. Asumsi bahwa pada tanggal 2 januari PT.Pratama membeli Rp. 5.000 lembar saham biasa PT.Santika dengan harga Rp. 2.000 per lembar, termasuk di dalamnya komisi broker dan biaya-biaya lainnya. Pratama mengklasifikasi saham santika sebagai sekuritas perdagangan karena manajemen bermaksud akan segera menjualnya begitu secara ekonomi menguntungkan bagi perusahaan. Total lembar saham biasa PT.Santika yang beredar adalah Rp. 50.000 lembar. Dalam hal ini , 5.000 lembar saham biasa yang di beli oleh PT.Pratama mewakili 10% bagian kepemilikan atas PT.Santika. Pada tanggal 31 Desember, PT.Pratama menerima deviden tunai sebesar Rp.80 per lembar saham dari PT.Santika. Pada tanggal 31 Desember, PT.Santika melaporkan laba bersih sebesar Rp. 60.000.000. Berikut adalah seluruh ayat jurnal yang diperlukan dalam pembukuan PT.Pratama untuk mencatat transaksi-transaksi di atas :

Tanggal
Nama Perkiraan
Debet
Kredit
2 Jan
Investasi dalam sekuritas yang diperdagangkan PT.Santika.
      Kas
(5.000 lbr x Rp. 2.000)
10.000.000


10.000.000
21 Okt
Kas
      Pendapatan Deviden
(5.000 lbr x Rp. 80)
400.000

400.000

2.      Metode Ekuitas
Dengan menggunakan metode ini, penanaman modal dicatat sebesar harga pokoknya. Setiap akhir periode akuntansi, harga pokok ini diubah sesuai dengan bagian laba atau rugi yang diperoleh perusahaan yang sahamnya dimiliki. Asumasi sama seperti dengan ilustrasi diatas, hanya saja bahwa besarnya total lembar saham biasa PT.Santika yang beredar adalah Rp. 25.000 lembar. Dalam hal ini, 5.000 lembar mewakili 20% bagian kepemilikan, Berikut adalah seluruh ayat jurnal yang diperlukan dalam pembukuan PT.Pratama untuk mencatat transaksi-transaksi diatas :


Tanggal
Nama Perkiraan
Debet
Kredit
2 Jan
Investasi dalam saham PT.Santika
       Kas
10.000.000

10.000.000
31 Okt
Kas
      Investasi dalam saham PT.Santika
400.000

400.000
31 Des
Investasi dalam saham PT.Santika
      Pendapatan dari investasi dalam saham PT.Santika
(20% x Rp.60.000.000)
12.000.000



12.000.000