Rainbow Pinwheel Pointer

Sabtu, 06 Mei 2017

Latihan 3 Softskill Analisis Laporan Keuangan

Fungky Saraswati
44214404 / 3DA02




BEP (BREAK EVENT POINT) DAN CONTOH KASUS
A.      DEFINISI BEP (Break Event Point)
Break Event Point adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara Biaya Tetap, atau suatu keadaan dimana dalam suatu operasi perusahaan tidak mendapat untung maupun rugi/ impas (penghasilan = total biaya).
Contribution Margin adalah selisih antara penghasilan penjualan dan biaya variabel, yang merupakan jumlah untuk menutup biaya tetap dan keuntungan. Perusahaan akan memperoleh keuntungan dari hasil penjualannya apabila Contribution Marginnya lebih besar dari Biaya Tetap, yang berarti total penghasilan penjualan lebih besar dari total biaya.
Break Event Point menyatakan volume penjualan dimana total penghasilan tepat sama besarnya dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan juga tidak menderita kerugian.
Break Event Point ditinjau dari konsep Contribution Margin menyatakan bahwa volume penjualan dimana Contribution Margin tepat sama besarnya dengan total Biaya Tetapnya. Asumsi dasar dalam analisa break event point, antara lain :
1.         Biaya dapat diklasifikasikan kedalam komponen biaya variabel dan biaya tetap.
2.         Total biaya variabel berubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan, sedangkan total biaya variabel per unit tetap konstan.
3.         Total biaya tetap tidak mengalami perubahan, meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan, sedangkan biaya tetap per unit akan berubah karena adanya perubahan volume kegiatan.
4.         Harga jual per unit tidak akan berubah selama periode melakukan analisa.
5.         Perusahaan hanya membuat dan menjual satu jenis produk. Jika membuat dan menjual lebih dari satu jenis produk, maka perbandingan penghasilan penjualan antara masing-masing produk (disebut sebagai Sales Mix) akan tetap konstan.
6.         Kapasitas produksi pabrik relatif konstan.
7.         Harga faktor produksi relatif konstan.
8.         Efisiensi produksi tidak berubah.
9.         Perubahan pada persediaan awal dan akhir jumlahnya tidak berarti.
10.     Volume merupakan faktor satu-satunya yang mempengaruhi biaya.

B.       MANFAAT BEP (Break Event Point)
BEP amatlah penting jika kita membuat usaha agar kita tidak mengalami kerugian, apa itu usaha jasa atau manufaktur, diantara manfaat BEP  adalah :
a.         Alat perencanaan untuk hasilkan laba.
b.         Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta hubungannya  dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan.
c.         Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
d.        Mengganti system laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan dimengerti.
            Setelah mengetahui beberapa manfaat BEP, kompenen yang berperan disini yaitu biaya, dimana biaya yang dimaksud adalah biaya variabel dan biaya tetap, dimana pada prakteknya untuk memisahkannya atau menentukan suatu biaya itu biaya variabel atau tetap bukanlah pekerjaan yang mudah. Biaya tetap adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh kita untuk produksi ataupun tidak, sedangkan Biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan satu unit produksi jadi jika tidak diproduksi maka tidak ada biaya ini / Keuntungan dan Volume aktivitas.

C.      Biaya Tetap dan Biaya Variabel
Dalam hubungannya dengan volume produksi :
1)        Biaya Variabel
Karakteristik :
-          Biaya berubah total sebanding perubahan tingkat aktivitas.
-          Biaya satuan tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan (biaya satuan konstan).
Contoh dalam perusahan furniture :

-            Biaya perlengkapan
-            Biaya bahan bakar
-            Biaya sumber tenaga
-            Biaya perkakas kecil
-            Asuransi aktiva tetap dan kewajiban
-            Gaji satpam dan pesuruh pabrik
Dalam hubungannya dengan volume produksi :
2)        Biaya Tetap
Karakteristik :
-          Totalitas tidak berubah terhadap perubahan tingkat aktivitas.
-          Biaya satuan berbanding terbalik terhadap perubahan volume kegiatan.
       Contoh dalam perusahan furniture :
-          Biaya penyusutan
-          Gaji eksekutif
-          Pajak bumi dan bangunan
-          Amortisasi paten
-          Biaya penerimaan barang
-          Biaya komunikasi
-          Upah lembur

D.      KELEMAHAN BEP
            Salah satu kelemahan dari BEP yang lain adalah bahwa hanya ada satu macam barang yang diproduksi atau dijual. Jika lebih dari satu macam maka kombinasi atau komposisi penjualannya (sales mix) akan tetap konstan. Jika dilihat di jaman sekarang ini bahwa perusahaan untuk meningkatkan daya saingnya mereka menciptakan banyak produk jadi sangat sulit dan ada satu asumsi lagi yaitu harga jual persatuan barang tidak akan berubah berapa pun, jumlah satuan barang yang dijual, atau tidak ada perubahan harga secara umum.

E.       CARA dan CONTOH PENGHITUNGAN BEP
Pendekatan dalam menghitung Break Event Point, yaitu:
  1. Pendekatan grafik
Break Event Point terjadi pada titik persilangan antara garis penghasilan penjualan dan garis total biaya. Dalam pendekatan grafis, BEP digambarkan sebagai titik potong antara garis penjualan dengan garis biaya total (Biaya total = Biaya tetap + Biaya variabel).
2.      Pendekatan persamaan
Y         = cx – bx – a
Y         = laba
c          = harga jual per unit
x          = jumlah produk
b          = biaya variabel satuan
a          =biaya tetap total
cx        = hasil penjualan
bx        = biaya variabel total
X(BEP dalam unit)     = a/(c-b)
CX(BEP dalam unit) = ac/(c-b) = a/(1 – b/c).

3.      Pendekatan Margin Kontribusi
-            Mengurangkan nilai penjualan total (total revenue =TR) dengan biaya variabel total (total Variabel cost = TVC).
-            Mengurangkan harga jual per unit dengan biaya variabel per unit guna menghitung margin kontribusi per unit.
Rumus matematika untuk menentukan BEP adalah :
-            BEP (unit)     = Total Biaya Tetap/Harga jual per unit – Biaya Variabel/unit
-            BEP (Rp)      = Total Biaya Tetap/1    –   Total Biaya Variabel

F.       CONTOH KASUS DAN PENYELESAIANNYA
PT. Lilianto Ichsan membuat  dan  menjual  dua jenis produk yaitu Kosimil dan Lusimol. Total biaya tetap untuk kedua jenis produk tersebut Rp. 60.000,00. Harga  jual, biaya  variabel, dan laba kontribusi per unit serta rasio masing-masing produk adalah :

Produk Kosimil                     Produk Lusimol
Harga Jual                        Rp. 12,00     100%                  Rp. 8,00    100%
Biaya Variabel                 Rp.  6,00      50%                    Rp. 6,00     75%
Laba Kontribusi               Rp.  6,00      50%                    Rp. 2,00     25%

1.    Jika komposisi penjualan produk K dan L dalam unit masing-masing 1 : 1 atau  dalam  rupiah 3 : 2, hitunglah penjualan  pada titik impas dengan teknik :
a.         Rasio LK rata-rata
b.         LK rata-rata per unit
2.    Jika  total penjualan yang direncanakan untuk kedua jenis produk tersebut  sebesar 20.000 unit, dan  komposisi penjualan produk K dan  L  dalam unit masing-masing 1 : 1 atau  dalam  rupiah 3 : 2, hitunglah besarnya laba yang direncanakan!

Penyelesaian :
1.         Menghitung penjualan pada titik impas dengan komposisi produk K dan L dalam unit 1 : 1 atau dalam rupiah 3 : 2.
a.         Teknik CM ratio rata-rata
                                                            a + i
   BEP (Rp)        =  ----------------------------------
                                                Rasio Laba  Kontr. Rata-rata

                                                        Rp. 60.000 + 0
                                                =  --------------------------    = Rp. 150.000,00
                                                   (50% X 3) + (25% X 2)
                                                    --------------------------
                                                                3 + 2
Titik impas tercapai pada penjualan sebesar Rp. 150.000,00. Produk K dan produk L dengan komposisi 3 : 2, maka produk K sebesar = 3/5 (Rp. 150.000) = Rp. 90.000,00  dan  produk  L  sebanyak  Rp. = 2/5 (Rp. 150.000) = Rp. 60.000,00.

b.        Teknik Laba Kontribusi Rata-rata per unit
                                                                        a + i
 BEP (Unit)        = --------------------------------------
                                                    Laba  Kontr. Rata-rata per unit
                                                           
  Rp. 60.000 + 0
                                                = -------------------------------------
                                                   (Rp. 6,00 X 1) + (Rp. 2,00 X 1)
                                                   -------------------------------------
                                                               1      +       1

                                                       Rp. 60.000
                                                = --------------------   =  15.000 unit
                                                                4
Titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 15.000 unit, produk K dan produk L  dengan  komposisi 1 : 1, maka  penjualan  produk K  =  1/2 (15.000 ) = 7.500 unit, dan  produk L = 1/2 (15.000) = 7.500 unit.

Bukti :

Produk K
7.500 unit
Produk L
7.500 unit
Total
15.000 unit

Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Penjualan
Rp. 90.000
100
Rp. 60.000
100
Rp. 150.000
100
Biaya Variabel
      45.000
50
       45.000
75
         90.000
60
Laba Kontribusi
      45.000
50
       15.000
25
         60.000
40
Biaya Tetap




         60.000

Laba Bersih




                  0


2.         Jika  total  penjualan 20.000 unit  dengan  komposisi penjualan produk K dan L masing-masing dalam unit 1 : 1 atau dalam rupiah 3 : 2, maka besarnya laba adalah :


Produk K
7.500 unit
Produk L
7.500 unit
Total
15.000 unit

Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Penjualan
Rp. 120.000
100
Rp. 80.000
100
  Rp. 200.000
100
Biaya Variabel
         60.000
50
       60.000
75
        120.000
60
Laba Kontribusi
         60.000
50
       20.000
25
          80.000
40
Biaya Tetap




          60.000

Laba Bersih




          20.000


Kesimpulan :
Dampak Perubahan Komposisi Penjualan terhadap hubungan CPV Perusahaan  yang  menjual  lebih dari satu macam produk seringkali mempunyai kesempatan untuk  menaikkan laba kontribusi dan menurunkan titik impas dengan cara memperbaiki komposisi penjualan, yaitu menaikkan proporsi penjualan  produk  yang menghasilkan rasio laba kontribusi (contribution margin ratio) yang tinggi.



Sumber Referensi :
https://ekariy.wordpress.com/2016/03/24/makalah-bep-break-even-point/
http://lilianto-ichsan.blogspot.co.id/2012/04/contoh-kasus-break-even-point.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar