Fungky
Saraswati
44214404
/ 3DA02
BIAYA
MODAL PERUSAHAAN BESERTA CONTOH KASUS
A.
Pengertian Biaya Modal
Biaya Modal adalah
biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik
yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan
untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan
besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya
riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang
diperlukan.Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1.
Memaksimalkan
nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimalkan.
2.
Keputusan
penganggaran modal (capital budgetting)
memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
3.
Keputusan-keputusan
lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.
Biaya modal merupakan
konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat
minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika
investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya
sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih
mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk
melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu
perusahaan adalah bagian (suku rate)
yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya
pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal dapat
dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya
modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun
apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang
dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang
digunakan.
Konsep Biaya Modal erat
hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang
disyaratkan (required rate of return).
Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya
dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari
sisi investor, tinggi rendahnya required
rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang
dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya
required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal
tersebut. Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan
diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu dengan
membandingkan tingkat keuntungan (rate of
return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.
B.
Faktor-Faktor yang Menentukan Biaya Modal
Variabel-variabel
penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain:
1.
Keadaan-keadaan
umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat
hasil tanpa risiko.
2.
Daya jual saham
suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para
investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3.
Keputusan-keputusan
operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajemen menyetujui
penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara
ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya
meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan
meningkat pula.
4.
Besarnya
pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan
meningkatkan biaya modal perusahaan.
C.
Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
Asumsi-asumsi
dalam model biaya modal diantaranya:
1.
Risiko bisnis
bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas
suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan
kebijakan manajemen investasi.
2.
Biaya modal
merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang
memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
3.
Risiko keuangan
bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi
return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang
dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari
struktur keuangan berjalan.
4.
Kebijakan
dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang
berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa
rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.
Contoh
Kasus
Perusahaan membutuhkan
modal dalam pendanaan investasinya sebesar Rp 3.000.000.000, yang terdiri atas
beberapa sumber saham berikut:
a.
Hutang obligasi,
besarnya pendanaan Rp 750.000.000 dengan nominal Rp 750.000/lembar. Bunga
19%/tahun dan jangka waktu 5 tahun. Harga jual obligasi Rp 550.000/lembar dan
tingkat pajak 30%.
b.
Saham preferen,
besarnya pendanaan Rp 900.000.000, harga jual saham preferen Rp 40.00/lembar
dan deviden Rp 8.000/lembar.
c.
Saham biasa,
besar pendanaan Rp 1.350.000. Harga jual saham Rp 30.000 dengan deviden Rp
4.500/lembar dan growth (pertumbuhan) 5%.
Hitunglah:
1.
Biaya modal
secara individual!
2.
Biaya modal
keseluruhan!
Jawab
:
1.
Biaya modal
secara individual
a.
Biaya modal
hutang obligasi
I = Rp 750.000 x 19% =
Rp 142.500
Kd = I + ((N – Nb)/n)
(Nb – N)/2
= Rp
142.500 (Rp 750.000 – Rp 550.000)/5
(Rp 550.000 – Rp 750.000)/2
= (Rp
142.500 + Rp 40.000)/ Rp 650.000 = Rp
28,08%
Ket:
Kd =
Biaya modal hutang obligasi
I = Bunga obligasi (obligasi) satu tahun dalam rupiah
N =
Harga nominal obligasi
Nb =
Nilai bersih penjualan obligasi
n =
Umur obligasi
-
Biaya modal
after tax:
Ki =
Kd (1 – t)
= 28,08%
(1 – 30%)
= 28,08%
(70%) = 19,66%
Ket:
Ki =
Biaya modal hutang obligasi setelah pajak
t =
tingkat pajak
b.
Biaya modal
saham preferen
Kp = Dp/Pο
= Rp
8.000/Rp 40.000 = 20%
Ket:
Kp = Biaya saham preferen
Dp = Deviden saham preferen
Pο =
Harga saham preferen saat penjualan
c.
Biaya modal
saham biasa
Ke = (D1/ Pο) + g
= (Rp 4.500/Rp
30.000) + 5%
= 15% + 5% = 20%
Ket:
Ke = Biaya saham biasa
g = growth (tingkat pertumbuhan)
D1 = Deviden tahun pertama
2.
Biaya modal
keseluruhan
a.
Proporsi modal
hutang obligasi
Hutang obligasi = (Rp
750.000.000/Rp 3.000.000.000) x 100% = 25%
b.
Proporsi modal
saham biasa
Saham biasa
= (Rp 1.350.000.000/Rp 3.000.000.000) x 100% = 45%
c.
Proporsi modal
saham preferen
Saham preferen = (Rp
900.000.000/Rp 3.000.000.000) x 100% = 30%
Sumber Dana
(1)
|
Jumlah Dana
(2)
|
Proporsi Modal
(3)
|
Biaya Modal
(4)
|
Biaya Tertimbang
(3 x 4)
|
Hutang obligasi
|
Rp
750.000
|
25%
|
19,66%
|
4,92%
|
Saham preferen
|
Rp 900.000.000
|
30%
|
20%
|
6%
|
Saham biasa
|
Rp 1.350.000.000
|
45%
|
20%
|
9%
|
Total
|
Rp 3.000.000.000
|
100%
|
19,92%
|
Biaya modal keseluruhan = Rp
3.000.000.000 x 19,92% = Rp 597.600.000
Sumber :
https://ririnko.blogspot.co.id/2016/10/makalah-biaya-modal-cost-of-capital.html
http://santiyaulfa.blogspot.co.id/2015/05/latihan-soal-dan-jawaban-biaya-modal.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar