Rainbow Pinwheel Pointer

Jumat, 16 Juni 2017

Tugas 4 Softskill Analisis Laporan Keuangan



Fungky Saraswati
44214404 / 3DA02

BIAYA MODAL PERUSAHAAN BESERTA CONTOH KASUS
A.      Pengertian Biaya Modal
Biaya Modal adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yang berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, maupun laba ditahan untuk mendanani suatu investasi atau operasi perusahaan.
Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.Perhitungan biaya penggunaan modal sangatlah penting, dengan alasan:
1.      Memaksimalkan nilai perusahaan mengharuskan biaya-biaya (termasuk biaya modal) diminimalkan.
2.      Keputusan penganggaran modal (capital budgetting) memerlukan suatu estimasi tentang biaya modal.
3.      Keputusan-keputusan lain seperti leasing, modal kerja juga memerlukan estimasi biaya modal.
Biaya modal merupakan konsep penting dalam analisis investasi karena dapat menunjukkan tingkat minimum laba investasi yang harus diproleh dari investasi tersebut. Jika investasi itu tidak dapat menghasilkan laba investasi sekurang-kurangnya sebesar biaya yang ditanggung maka investasi itu tidak perlu dilakukan. Lebih mudahnya, biaya modal merupakan rata-rata biaya dana yang akan dihimpun untuk melakukan suatu investasi. Dapat pula diartikan bahwa biaya modal suatu perusahaan adalah bagian (suku rate) yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memberi kepuasan pada para investornya pada tingkat risiko tertentu.
Biaya modal dapat dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana atau disebut biaya modal individual. Biaya modal individual dihitung tiap jenis modal. Namun apabila perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang (Weightedf average cost of capital/WACC) dari seluruh modal yang digunakan.
Konsep Biaya Modal erat hubungannya dengan konsep mengenai pengertian tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return). Tingkat keuntungan yang disyaratkan sebenarnya  dapat dilihat dari dua pihak yaitu sisi investor dan perusahaan. Dari sisi investor, tinggi rendahnya required rate of return merupakan tingkat keuntungan (rate of return) yang mencerminkan tingkat resiko dari aktiva yang dimiliki. Sedangkan bagi perusahaan yang menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut. Biaya modal bisanya digunakan sebagai ukuran untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi (sebagai discount rate), yaitu  dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.


B.     Faktor-Faktor yang Menentukan Biaya Modal
Variabel-variabel penting yang mempengaruhi biaya modal antara lain: 
1.      Keadaan-keadaan umum perekonomian. Faktor ini menentukan tingkat bebas risiko atau tingkat hasil tanpa risiko.
2.      Daya jual saham suatu perusahaan. Jika daya jual saham meningkat, tingkat hasil minimum para investor akan turun dan biaya modal perusahaaan akan rendah.
3.      Keputusan-keputusan operasi dan pembiayaan yang dibuat manajemen. Jika manajemen menyetujui penanaman modal berisiko tinggi atau memanfaatkan utang dan saham khusus secara ekstensif, tingkat risiko perusahaan bertambah. Para investor selanjutnya meminta tingkat hasil minimum yang lebih tinggi sehingga biaya modal perusahaan meningkat pula.
4.      Besarnya pembiayaan yang diperlukan. Permintaan modal dalam jumlah besar akan meningkatkan biaya modal perusahaan.

C.      Asumsi-Asumsi Model Biaya Modal
Asumsi-asumsi dalam model biaya modal diantaranya:
1.      Risiko bisnis bersifat konstan. Risiko bisnis merupakan potensi tingkat perubahan return atas suatu investasi. Tingkat risiko bisnis dalam suatu perusahaan ditentukan dengan kebijakan manajemen investasi.
2.      Biaya modal merupakan suatu kriteria investasi yang hanya tepat untuk suatu investasi yang memiliki risiko bisnis setingkat dengan aktiva-aktiva yang telah ada.
3.      Risiko keuangan bersifat konstan. Risiko keuangan didefinisikan sebagai peningkatan variasi return atas saham umum karena bertambahnya pemanfaatan sumber pemiayaan hutang dan saham istimewa. Biaya modal dari sumber individual merupakan fungsi dari struktur keuangan berjalan.
4.      Kebijakan dividen bersifat konstan. Asumsi ini diperlukan dalam menaksir biaya modal yang berkenaan dengan kebijakan dividen perusahaan. Asumsi ini menyatakan bahwa rasio pembayaran dividen (dividen/laba bersih) juga konstan.

Contoh Kasus
Perusahaan membutuhkan modal dalam pendanaan investasinya sebesar Rp 3.000.000.000, yang terdiri atas beberapa sumber saham berikut:
a.       Hutang obligasi, besarnya pendanaan Rp 750.000.000 dengan nominal Rp 750.000/lembar. Bunga 19%/tahun dan jangka waktu 5 tahun. Harga jual obligasi Rp 550.000/lembar dan tingkat pajak 30%.
b.      Saham preferen, besarnya pendanaan Rp 900.000.000, harga jual saham preferen Rp 40.00/lembar dan deviden Rp 8.000/lembar.
c.       Saham biasa, besar pendanaan Rp 1.350.000. Harga jual saham Rp 30.000 dengan deviden Rp 4.500/lembar dan growth (pertumbuhan) 5%.
Hitunglah:
1.      Biaya modal secara individual!
2.      Biaya modal keseluruhan!
Jawab :
1.      Biaya modal secara individual
a.       Biaya modal hutang obligasi
I = Rp 750.000 x 19% = Rp 142.500
Kd = I +  ((N – Nb)/n)
              (Nb – N)/2
      = Rp 142.500 (Rp 750.000 – Rp 550.000)/5
                  (Rp 550.000 – Rp 750.000)/2
      = (Rp 142.500 + Rp 40.000)/ Rp 650.000 = Rp 28,08%       
Ket:     
Kd       = Biaya modal hutang obligasi
I           = Bunga obligasi (obligasi) satu tahun dalam rupiah
        = Harga nominal obligasi
Nb        = Nilai bersih penjualan obligasi
n           = Umur obligasi
-          Biaya modal after tax:
Ki  = Kd (1 – t)
      = 28,08% (1 – 30%)
      = 28,08% (70%) = 19,66%
Ket:
Ki = Biaya modal hutang obligasi setelah pajak
t    = tingkat pajak
b.      Biaya modal saham preferen
Kp = Dp/Pο
      = Rp 8.000/Rp 40.000 = 20%
Ket:
Kp        = Biaya saham preferen
Dp        = Deviden saham preferen
Pο        = Harga saham preferen saat penjualan
c.       Biaya modal saham biasa
Ke       = (D1/ Pο) + g
= (Rp 4.500/Rp 30.000) + 5%
= 15% + 5% = 20%
Ket:
Ke       = Biaya saham biasa
g          = growth (tingkat pertumbuhan)
D1       = Deviden tahun pertama
2.      Biaya modal keseluruhan
a.       Proporsi modal hutang obligasi
Hutang obligasi = (Rp 750.000.000/Rp 3.000.000.000) x 100% = 25%
b.      Proporsi modal saham biasa
Saham biasa     = (Rp 1.350.000.000/Rp 3.000.000.000) x 100% = 45%
c.       Proporsi modal saham preferen
Saham preferen = (Rp 900.000.000/Rp 3.000.000.000) x 100% = 30%
Sumber Dana
(1)
Jumlah Dana
(2)
Proporsi Modal
(3)
Biaya Modal
(4)
Biaya Tertimbang
(3 x 4)
Hutang obligasi
Rp           750.000
25%
19,66%
4,92%
Saham preferen
Rp    900.000.000
30%
20%
6%
Saham biasa
Rp 1.350.000.000
45%
20%
9%
Total
Rp 3.000.000.000
100%

19,92%

Biaya modal keseluruhan = Rp 3.000.000.000 x 19,92% = Rp 597.600.000

Sumber :
https://ririnko.blogspot.co.id/2016/10/makalah-biaya-modal-cost-of-capital.html
http://santiyaulfa.blogspot.co.id/2015/05/latihan-soal-dan-jawaban-biaya-modal.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar