I. Pengertian
Persediaan
Persediaan
merupakan aktiva perusahaan yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik
perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.
Persediaan
adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud
untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal.
II.
Manfaat
Adanya Persediaan
1. Menghilangkan resiko keterlambatan
datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
2. Menghilangkan resiko dari materi
yang dipesan berkualitas atau tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3. Mengantisipasi bahwa bahan-bahan
yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak
ada dalam pasaran.
4. Mempertahankan aktivitas operasi
perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi
5. Mencapai penggunaan mesin yang
optimal
6. Memberikan pelayanan kepada
pelanggan dengan sebaik-baiknya agar keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat
dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut
7. Membuat pengadaan atau produksi
tidak perlu sesuai dengan penggunaannya atau penjualannya.
III.
Jenis
– Jenis Persediaan
1. Merchandise
Inventory (Persediaan Barang Dagangan)
Barang dagangan adalah barang
yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali. Perusahaan barang dagangan hanya
dimiliki oleh Perusahaan Dagang.
2. Direct
Materials Inventory (Persediaan Bahan Baku)
Persediaan bahan baku yaitu
bahan baku yang akan diproses lebih lanjut dalam proses produksi.
3. Indirect
Materials Inventory (Persediaan Bahan Pembantu)
Yaitu bahan pembantu
yang dibutuhkan dalam proses produksi namun tidak secara langsung dapat dilihat
secara fisik pada produk yang dihasilkan.
4. Work
in Process Inventory (Persediaan Barang dalam Proses)
Yaitu
bahan baku yang sedang diproses dimana nilainya merupakan akumulasi biaya bahan
baku (raw material cost), biaya tenaga kerja (direct labor cost), dan biaya
overhead (factory overhead cost).
5. Finished
Goods Inventory (Persediaan Barang Jadi)
Yaitu
barang jadi yang berasal dari barang yang telah selesai diproses telah siap
untuk dijual sesuai dengan tujuannya.
Ø Untuk
Persediaan Bahan Baku, Persediaan Pembantu, Persediaan Barang dalam Poses, dan
Persediaan Barang Jadi hanya dimiliki Perusahaan Manufaktur (Industri).
IV.
Metode
Pembukuan Persediaan
1.
Metode Prepetual
Sistem
pencatatan metode perpetual disebut juga metode buku adalah sistem dimana
setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan. Penggunaan metode
buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek,
karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan
akhir.
2.
Metode Periodik
/ Fisik
Pada
metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnalnya adalah mendebet rekening
pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika terjadi penjualan maka
jurnalnya adalah mendebet rekening kas/ piutang dagang dan mengkredit rekening
penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan inventarisasi atau stock
opname pada akhir periode.
Ø Dari kedua metode di atas, metode persediaan
periodik lebih sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan
dengan metode perpetual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan
informasi yang dihasilkan, metode persediaan perpetual jauh lebih unggul.
Setiap saat persediaan akhir dapat diketahui.
V.
Pos-Pos
yang Dimasukkan dalam Persediaan
1.
Barang dalam perjalanan
Barang yang masih dalam
perjalanan menjadi masalah dalam penentuan siapa pemiliknya.
2.
Barang konsinyasi
Barang Konsinyasi
(Titipan) adalah barang yang dititpkan oleh perusahaan penitip (consignor) ke
perusahaan penerima titipan (consignee), yang berdasarkan kontrak sanggup untuk
menjual barang tersebut.
3.
Barang yang dipisahkan
Apabila barang
diproduksi atas dasar pesanan khusus dan telah dipisahkan dari barang-barang
lainnya untuk segera dikirimkan kepada pelanggan, maka hak atas barang tersebut
mungkin telah berpindah ke pelanggan.
4.
Barang yang telah
dijual dengan angsuran
Keberadaan barang yang
telah dijual dengan sistem angsuran tentu saja tidak lagi di gudang perusahaan,
melainkan di tangan konsumen.
5.
Barang yang
telah dijual dengan tingkat retur yang tinggi
Perusahaan yang bergerak di
industri tertentu, seperti penerbit buku sering menjual barang kepada
distributornya dengan perjanjian ataupun kebiasaan untuk mengembalikan uang
yang telah diterimanya dari distributor atas barang yang dikembalikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar