Rainbow Pinwheel Pointer

Rabu, 20 Januari 2016

PERSEDIAAN BARANG DAGANG

I.                Pengertian Persediaan
Persediaan merupakan aktiva perusahaan yang cukup penting dalam suatu perusahaan, baik perusahaan dagang maupun perusahaan manufaktur.
Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal.

II.               Manfaat Adanya Persediaan
1.  Menghilangkan resiko keterlambatan datangnya barang atau bahan-bahan yang dibutuhkan perusahaan.
2.      Menghilangkan resiko dari materi yang dipesan berkualitas atau tidak baik sehingga harus dikembalikan.
3.  Mengantisipasi bahwa bahan-bahan yang dihasilkan secara musiman sehingga dapat digunakan bila bahan itu tidak ada dalam pasaran.
4.      Mempertahankan aktivitas operasi perusahaan atau menjamin kelancaran arus produksi
5.      Mencapai penggunaan mesin yang optimal
6.  Memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan sebaik-baiknya agar keinginan pelanggan pada suatu waktu dapat dipenuhi dengan memberikan jaminan tetap tersedianya barang jadi tersebut
7.  Membuat pengadaan atau produksi tidak perlu sesuai dengan penggunaannya atau penjualannya.
III.            Jenis – Jenis Persediaan

1.      Merchandise Inventory (Persediaan Barang Dagangan)
Barang dagangan adalah barang yang dibeli perusahaan untuk dijual kembali. Perusahaan barang dagangan hanya dimiliki oleh Perusahaan Dagang.
2.      Direct Materials Inventory (Persediaan Bahan Baku)
Persediaan bahan baku yaitu bahan baku yang akan diproses lebih lanjut dalam proses produksi.
3.      Indirect Materials Inventory (Persediaan Bahan Pembantu)
Yaitu bahan pembantu yang dibutuhkan dalam proses produksi namun tidak secara langsung dapat dilihat secara fisik pada produk yang dihasilkan.
4.      Work in Process Inventory (Persediaan Barang dalam Proses)
Yaitu bahan baku yang sedang diproses dimana nilainya merupakan akumulasi biaya bahan baku (raw material cost), biaya tenaga kerja (direct labor cost), dan biaya overhead (factory overhead cost).
5.      Finished Goods Inventory (Persediaan Barang Jadi)
Yaitu barang jadi yang berasal dari barang yang telah selesai diproses telah siap untuk dijual sesuai dengan tujuannya.

Ø   Untuk Persediaan Bahan Baku, Persediaan Pembantu, Persediaan Barang dalam Poses, dan Persediaan Barang Jadi hanya dimiliki Perusahaan Manufaktur (Industri).

IV.             Metode Pembukuan Persediaan
1.      Metode Prepetual
Sistem pencatatan metode perpetual disebut juga metode buku adalah sistem dimana setiap persediaan yang masuk dan keluar dicatat di pembukuan. Penggunaan metode buku akan memudahkan penyusunan neraca dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir.
2.      Metode Periodik / Fisik
Pada metode ini, apabila terjadi pembelian maka jurnalnya adalah mendebet rekening pembelian dan mengkredit kas atau utang dagang. Jika terjadi penjualan maka jurnalnya adalah mendebet rekening kas/ piutang dagang dan mengkredit rekening penjualan. Untuk mengetahui persediaan akhir dilakukan inventarisasi atau stock opname pada akhir periode.

Ø    Dari kedua metode di atas, metode persediaan periodik lebih sederhana dan lebih mudah penyelenggaraannya bila dibandingkan dengan metode perpetual. Namun ditinjau dari segi ketepatan dan kecepatan informasi yang dihasilkan, metode persediaan perpetual jauh lebih unggul. Setiap saat persediaan akhir dapat diketahui.

V.                Pos-Pos yang Dimasukkan dalam Persediaan
1.      Barang dalam perjalanan
Barang yang masih dalam perjalanan menjadi masalah dalam penentuan siapa pemiliknya.
2.      Barang konsinyasi
Barang Konsinyasi (Titipan) adalah barang yang dititpkan oleh perusahaan penitip (consignor) ke perusahaan penerima titipan (consignee), yang berdasarkan kontrak sanggup untuk menjual barang tersebut.
3.      Barang yang dipisahkan
Apabila barang diproduksi atas dasar pesanan khusus dan telah dipisahkan dari barang-barang lainnya untuk segera dikirimkan kepada pelanggan, maka hak atas barang tersebut mungkin telah berpindah ke pelanggan.
4.      Barang yang telah dijual dengan angsuran
Keberadaan barang yang telah dijual dengan sistem angsuran tentu saja tidak lagi di gudang perusahaan, melainkan di tangan konsumen.
5.      Barang yang telah dijual dengan tingkat retur yang tinggi
Perusahaan yang bergerak di industri tertentu, seperti penerbit buku sering menjual barang kepada distributornya dengan perjanjian ataupun kebiasaan untuk mengembalikan uang yang telah diterimanya dari distributor atas barang yang dikembalikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar