I.
Nilai
Terendah Antara Biaya dan Harga Pasar
Persediaan
dapat dicatat pada biaya awalnya. Tetapi bila nilai persediaan menurun dari
biaya awalnya dengan suatu alasan, maka persediaan harus diturunkan nilainya
untuk mencerminkan kerugian. Persdiaan yang mengalami penurunan nilai akan
dinilai berdasarkan nilai terendah
antara biaya dan harga pasar, bukan berdasarkan biaya awal.
Biaya atau harga pokok adalah
biaya perolehan persediaan yang dihitung dengan salah satu metode berdasarkan
biaya historis. Seperti, nilai identifikasi khusus, biaya rata-rata, FIFO, atau LIFO. Pasar dalam
lingkup nilai terendah antara biaya dan harga pasar adalah biaya yang mengganti
barang pembelian atau reproduksi.
II.
Metode
Laba Kotor untuk Mengestimasi Persediaan
Soemarso (2002 :
394) menyatakan bahwa , “metode laba bruto atau metode laba kotor (gross profit
method) : metode penetapan harga pokok persediaan secara taksiran yang
didasarkan atas hubungan, yang terdapat dalam periode yang lalu, antara laba
bruto dengan harga jual”. Metode laba kotor menggunakan estimasi laba kotor
yang direalisasi selama periode dimaksud untuk mengetimasi persediaan pada
akhir periode. Laba kotor biasanya diestimasikan dari tahun sebelumnya,
disesuaikan dengan setiap perubahan yang terjadi dengan harga pokok dan harga
jual selama periode berjalan.
Metode laba kotor yang digunakan
perusahaan untuk menaksir harga pokok persediaan barang dagangan pada akhir
suatu periode, dapat ditempuh melalui tahap-tahap berikut :
1. Menentukan persentase laba kotor dari penjualan bersih
pada periode sebelum diadakannya penaksiran nilai persediaan barang dagangan.
2. Menghitung nilai harga pokok penjualan barang dagangan
untuk periode diadakannya penaksiran nilai persediaan dengan cara mengurangkan
persentase 100% dengan persentase laba kotor periode sebelum diadakannya
penaksiran nilai persediaan, kemudian hasil pengurangannya dikalikan dengan
penjualan bersih aktual yang terjadi pada periode diadakannya penaksiran nilai
persediaan barang dagangan.
3. Menghitung
persediaan akhir dengan persamaan:
HPP =
persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
Metode laba kotor sangat berguna
dalam mengestimasi persediaan untuk laporan keuangan bulanan atau triwulan dalam
sistem persediaan periodik. Metode ini juga berguna dalam mengestimasi harga
pokok barang dagang yang rusak akibat kebakaran atau bencana lainnya.
Ada dua rumus untuk menentukan
persentase laba kotor :
(a) persentase laba kotor atas
penjualan dan
(b) persentase laba kotor atas
biaya.
III.
Metode
Persediaan Eceran
Metode Persediaan Eceran (Retail Inventory
Method) adalah sebuah metode yang digunakan oleh pengecer, untuk persediaan
nilai tanpa perhitungan fisik, dengan mengkonversi harga eceran biaya.
Pencatatan metode persediaan eceran dilakukan atas : total biaya dan nilai
eceran dari barang yang dibeli, jumlah biaya dan nilai eceran dari barang yang
tersedia untuk dijual, dan penjualan untuk periode.
Ada
beberapa alasan digunakan metode ini, yaitu :
a. Laba
bersih dapat dihitung tanpa menghitung secara fisik dari persediaan
b. Mengontrol
kekurangan persediaan
c. Mengatur
kuantitas persediaan di tangan
d. Untuk
informasi akuntansi
IV.
Pembukuan
Harga Eceran dan Pasar
Pembukuan
harga pasar dan harga eceran menentukan nilai sisa persediaan barang pada akhir
suatu periode, berdasarkan harga yang lebih rendah antara harga biaya (cost)
dengan harga pasar dari persediaan tersebut.
Bilamana ternyata yang lebih rendah adalah
harga cost, maka tidak diperlukan suatu perubahan apapun juga dalam pembukuan perusahaan,
khusunya dalam perkiraan inventory. Hal ini dikarenakan dalam perkiraan
inventory tersebut memang sudah tercatat harga pembelian dari barang-barang yang
bersangkutan.
Sebaliknya bilamana yang lebih rendah
adalah harga pasar, maka perusahaan harus mengadakan penyesuaian pembukuannya,
khususnya dalam perkiraan inventory, Hal ini disebabkan karena nilai biaya yang
tercatat dalam perkiraan inventory, harus diturunkan supaya menjadi sebesar nilai
(harga) pasar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar