Rainbow Pinwheel Pointer

Kamis, 15 Januari 2015

CERPEN "JODOH DAN SUKSES PASTI BERTEMU"

                    Aku Saras, waktu itu aku masih duduk dikelas 2 SMA jurusan IPA, kata orang sih masuk jurusan IPA itu pintar hehehe . . . Dikelas itu aku banyak mengenal pengetahuan, bukan hanya pengetahuan alam, budaya, ataupun bahasa tapi saat itu aku mulai mengenal sesuatu yang orang bilang itu cinta. Cinta?? Bukan nama orang yah, tapi cinta itu menurutku lebih dari segalanya, bukan hanya sebuah nama tapi ia memiliki makna bahkan banyak makna yang terkandung didalamnya. Entah apa yang aku rasa saat aku mengenal dia, dia sosok yang selama ini aku tunggu kehadirannya. Namanya Pras, begitulah sebutan dari teman-temannya. Ketika aku melihatnya, dia sangat berbeda dari yang lain, dia dewasa, ceria, baik, lucu, aktif, pintar, karna itu aku kagum dengannya.
                Hari itu hari sabtu, tepat hari dimana kami selesai UTS, pukul 11.00 kami pulang. Pras menghampiriku dan dia mengajakku pulang bersama. Tetapi aku menolak karna aku akan pulang bersama temanku dan karna aku belum begitu mengenal Pras. Seminggu setelah UTS, kami masuk sekolah seperti biasa, seminggu itu juga aku dan Pras berhubungan melalui ponsel. Ketika itu aku mulai ada rasa, rasa yang tidak biasa dan sulit diungkapkan dengan kata-kata. Keesokan harinya Pras mengajakku pulang bersama, aku pun tak menolak karna aku pikir dia memang ingin tahu tentangku dan keluargaku. Sebatas sampai depan rumah dia mengantarku lalu pulang. Perasaan yang tidak karuan menghinggap dalam hatiku, aku tertawa dan tersenyum-senyum sendiri seperti orang yang terganggu jiwanya, eits bukan gila yah hehe.
                Tiga bulan lamanya aku dan Pras pendekatan alias pedekate. Tepat tanggal 31 Maret kami berpacaran. Akhirnya setelah 2 tahun aku menjomblo ternyata aku mendapatkan tambatan hati. Sebenarnya orang tuaku melarang aku berpacaran mengingat aku masih kelas 2 SMA, apalah daya hati ini tidak bisa dibohongi, aku menyayanginya begitupun Pras menyayangiku. Akan tetapi kami tidak sembunyi-sembunyi alias backstreet, kami tetap pulang bersama walaupun jarang. Pras juga kerap bertemu ibuku setiap dia mengantarku pulang. Suatu hari ibuku bertanya, “Ras, siapa laki-laki yang tadi mengantarmu?”, aku menjawab, “Itu Pras bu, teman sekelasku.” Ibu bertanya lagi seolah-olah ingin tahu, “Teman atau pacarmu?”, aku tidak menjawab, aku hanya tersenyum, lalu ibu menasihatiku “Ibu saranin kamu jangan pacaran dulu, sekolah dulu, berteman boleh-boleh saja.”, aku dengarkan nasihat ibu tetapi aku sedih, aku sangat menyayangi Pras, dialah semangatku dalam belajar, aku akan hancur jika aku berpisah dengannya tetapi disisi lain aku ingin menuruti ibuku.
                Kujalani hari-hari seperti biasa, saat dikelas aku berbicara dengan Pras mengenai nasihat ibu, akhirnya Pras bisa menerima dan mengerti, “Ya sudah, kita jalani saja yang sudah ada dan biarlah mengalir apa adanya, kita tetap bersama tapi jangan terlalu serius jadikan hubungan kita sebagai penyemangat dalam belajar. Buktikan kalau kita bisa membuat orang tua kita bangga.” Hemm jantungku berdegup kencang mendengarnya, Pras memang laki-laki dewasa dan bijak. Semenjak kejadian itu, aku dan Pras menjalani hari seperti biasa lagi, ketika jam belajar kami belajar sungguh-sungguh bahkan kami bersaing mencapai nilai tinggi.
                Naik kelas 3 SMA, aku dan Pras sekelas lagi, mungkin kami memang ditakdirkan untuk bersama hee. Senang rasanya aku dan Pras sekelas lagi, tidak akan jauh-jauh kami bertemu diwaktu senggang belajar. Suatu hari ada promosi dari universitas-universitas, karna kami kelas 3 yang nantinya bisa melanjutkan kuliah dengan pilihan universitas dan jurusan dengan mudah. Lalu aku bertanya kepada Pras, “Nanti kamu mau lanjutin kuliah dimana?”, Pras menjawab, “Aku belum tahu, aku ingin masuk perguruan tinggi negeri tapi belum tahu dimana. Kalau kamu dimana?”, aku jawab, “Aku sih maunya jadi perawat atau ga pramugari, tapi aku juga masih bingung.” Itulah cita-citaku dari kecil ingin menjadi perawat atau pramugari.
                Tidak terasa waktu cepat sekali berputar, kami menghadapi Ujian Nasional. Yah Ujian Nasional, ujian terakhir kita untuk lulus sekolah. Perasaanku sedih dan bahagia, sedih karna akan berpisah dengan guru-guru, teman-teman, dan terutama Pras. Terlalu banyak kenangan yang kita lewati, sedih, senang, menangis, tertawa bersama kita lakukan. Setelah UN berakhir kami lulus dan sibuk masing-masing mencari perguruan tinggi. Banyak perguruan tinggi negeri kita daftarkan tetapi tidak satupun kita dapatkan. Tetapi kami tetap optimis mendaftarkan diri, namun nasib berkata lain, kita tidak dapat masuk perguruan tinggi negeri karna nilai kami yang masih rendah.
                Aku dan Pras semakin jarang bertemu, sampai sebulan lamanya kami tidak bertemu, tetapi kami tetap berhubungan lewat ponsel. Aku mulai merasa ada yang beda, bukan rasa sayang yang berkurang tetapi rasa rindu yang mencekam. Mungkin aku belum terbiasa karna selama sekolah kami setiap hari bertemu sedangkan semenjak lulus kami jarang bertemu. Tetapi aku tidak patah semangat, begitupun Pras yang memiliki keinginan kuat untuk terus bersamaku berjuang menggapai kesuksesan.
                Akhirnya kami menemukan perguruan tinggi swasta pilihan kami masing-masing. Kami kuliah di tempat berbeda tetapi jarak universitas kami tidak terlalu jauh hanya setengah jam perjalanan dari tempat kuliahku. Selalu ada jalan untuk kami bertemu, terkadang kami pulang bersama dan makan siang bersama. Sampai kami lulus kuliah dan menemukan pekerjaan. Setahun bekerja Pras melanjutkan kuliahnya di negara penuh cinta yaitu di Paris, sedangkan aku mendaftarkan diri sebagai pramugari di salah satu maskapai penerbangan nasional. Bahagianya aku bisa diterima dimaskapai tersebut, dengan bangga aku mengenakan seragam pramugari.

                Saat itu kami sangat jarang bertemu, aku pun jarang pulang karna jadwal penerbangan yang padat. Suatu hari aku bersama maskapai pergi keliling dunia, kebetulan kami pergi ke Paris. Awalnya aku memang sengaja tidak menghubungi Pras telebih dahulu untuk memberikan kejutan. Sesampainya disana aku sempatkan diri untuk pergi ke universitas Pras, saat itu dia memang sedang istirahat. Aku melihatnya dari kejauhan dia sedang duduk di taman bersama teman-temannya. Aku menghampirinya dengan sembunyi-sembunyi agar tidak ketahuan kemudian aku menutup matanya, begitu terkejutnya dia membuka tanganku dan melihatku. Begitu senangnya kami bertemu walaupun jarak dan waktu yang ditempuh terlampau jauh. Selesai studi Pras kembali ke Indonesia untuk kembali bekerja dan membangun perusahaan sendiri. Aku pun berhenti menjadi pramugari untuk melanjutkan kuliah kedokteran. Sampai pada akhirnya Pras berani datang ke rumahku dengan meminta ijin kepada orang tuaku untuk serius melangkah ke masa depan bersamaku. Orang tuaku menerimanya, sekarang aku dan Pras hidup berbahagia selamanya.

Cerpen by Fungky Saraswati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar